Dalam kosmologi, radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis (bahasa Inggris: cosmic microwave background radiation, disingkat CMB, CMBR, CBR, dan MBR) adalah radiasi termal yang mengisi alam semesta teramati hampir secara seragam.[1]
Dengan teleskop optik tradisional, ruang antara bintang dan galaksi (latar belakang) tampak sepenuhnya gelap. Namun, teleskop radio
yang cukup sensitif menunjukkan latar belakang yang menyala, hampir
sama di segala arah, dan tak terkait dengan bintang, galaksi, atau benda
langit manapun. Nyala ini tampak paling kuat di daerah gelombang mikro dalam spektrum radio.
Radiasi latar belakang kosmik dijelaskan sebagai radiasi yang tersisa
dari tahap awal perkembangan alam semesta. Saat alam semesta masih
muda, sebelum pembentukan bintang dan planet, alam semesta lebih kecil,
lebih panas, dan terisi dengan nyala seragam dari kabut plasma
hidrogen putih-panas. Begitu alam semesta mengembang, plasma dan
radiasi yang mengisinya mendingin. Saat alam semesta sudah cukup dingin,
proton dan elektron dapat membentuk atom netral. Atom tersebut tak lagi
dapat menyerap radiasi thermal, dan alam semesta menjadi transparan daripada berkabut. Kosmolog menyebut masa pembentukan atom netral pertama sebagai masa rekombinasi.
Latar ini ditemukan pada tahun 1964 oleh astronom radio Amerika Serikat Arno Penzias dan Robert Wilson,[2] dan merupakan hasil dari penelitian yang dimulai pada tahun 1940-an. Berkat penemuan ini, mereka mendapat hadiah Nobel dalam bidang fisika pada tahun 1978.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar