Supersonik
Pada 1942 Menteri Penerbangan Kerajaan Bersatu memulai proyek sangat rahasia dengan Miles Aircraft untuk mengembangkan pesawat pertama untuk menembus hambatan suara. Proyek ini menghasilkan prototipe pesawat Miles M.52, yang dirancang untuk mencapai 1000 mpj (1600 km/j) pada ketinggian 36.000 kaki (11 km) dalam 1 menit 30 detik.
Rancangan pesawat tersebut sangat revolusioner memperkenalkan banyak inovasi yang masih digunakan oleh pesawat supersonik sekarang ini. Pengembangan utama paling penting adalah ekor pesawat gerak-seluruh yang memungkinkan kontrol dalam kecepatan supersonik. Proyek ini dibatalkan oleh Direktur Riset Saintifik, Sir Ben Lockspeiser, sebelum penerbangan berawak dilakukan. Setelah itu, atas perintah pemerintah, semua data rancangan dan riset mengenai Miles M.52 dikirim ke Bell Aircraft Corporation di Amerika Serikat. Ada persetujuan pertukaran data oleh kedua pihak, "allegedly", setelah menerima data Britania, pemerintah Amerika memblokir persetujuan tersebut. Eksperimen berikutnya membuktikan bahwa rancangan Miles M.52 tersebut dapat menembus hambatan suara, dengan menggunakan replika skala 3/10 tak berawak pesawat ini mampu mencapai Mach 1,5 pada Oktober 1948.
Chuck Yeager merupakan orang pertama yang berhasil menembus hambatan suarat dalam penerbangan pada 14 Oktober 1947, menerbangkan pesawat eksperimen Bell X-1 pada Mach 1 dengan ketinggian 45.000 kaki (13,7 km).
Hans Guido Mutke mengklaim bahwa dia telah menembus hambatan suara sebelum Yeager, pada 9 April 1945 dengan pesawat Messerschmitt Me 262. Namun, klaim ini diragukan umum.
Sebuah tim yang dipimpin oleh Richard Noble dan pengemudi Andy Green menjadi yang pertama menembus hambatan suara dalam kendaraan darat, disebut Thrust SuperSonicCar pada 15 Oktober 1997, hampir 50 tahun setelah penerbangan Yeager.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar